.: A little notebook in my Life :.

Category Archives: Jalan-jalan

Well, berhubung tahun baru gak berlibur kemana-mana aku dan teman-teman MTPC (Mitrais Photography Community) berencana melancong ubud yang ditempuh sekitar 1,5 jam dari denpasar. Untungnya dari semula mereka memang merencanakan akan hunting di ubud, so daripada bengong di kos mending aku ikutan mereka (tapi niatnya gak jadi model loh, cuma mau ikut jalan-jalan aja kalo pun di lokasi terjadi perubahan penokohan alias jadi model dadakan itu juga diluar skenario –nyari alasan,huehehe-).

Hari itu, dengan para personil MTPC (Ferizal, Rony, dan Taufan) dan dengan cuaca yang agak sedikit mendung antara gerimis dan tidak, kami akhirnya membulatkan tekad untuk tetap meluruskan niat yakni melancong ke ubud.. *halah..kyk apaan aja yah* . Dengan perbekalan jas hujan dan kue crakers (gak nyambung yah), kami tetap berangkat. Di sekitar perjalanan terjadi perubahan cuaca yang signifikan kadang cerah kadang berawan kadang gerimis dan akhirnya menjadi hujan deras (gak berubah lg habis ini, hujan terus sepanjang perjalanan). Kostum kebesaran pas hujan pun segera di kenakan demi kenyamanan bersama (hehe, kan gak lucu ampe ubud basah kuyup).

Dengan melewati hujan badai, angin topan, banjir dimana-mana *lebay yah* akhirnya kami sampai, tapi belum sampai di tujuan melainkan di tempat makan karena perut sudah berteriak minta diisi. Kami makan siang di nasi bali kedewatan, dengan porsi yang lumayan pas dan bumbu yang agak pedas membuat kami merasa segar kembali setelah beberapa saat sebelumnya berjibaku dengan dinginnya guyuran air hujan. Isi dari nasi bali ini adalah nasi putih, ayam suwir bumbu pedas, sate ikan, sayur buncis ijo, dan sambel serta kacang tanah. InsyaAllah, nasi bali ini halal. Aminnn..*komat kamit doa*. Sayang gak sempet foto nasi balinya karena udah keburu di lahap.. 😀

Selesai makan, kami berencana menuju tempat tujuan yaitu bukit campeuhan. Tapi setelah berembuk dan mengamati cuaca yang tak kunjung cerah akhirnya terjadi perubahan lokasi, kami memutuskan melancong ke museum Antonio Blanco saja. Sesampainya disana untuk masuk ke museum, kami harus membeli tiket masuk terlebih dahulu. Harga tiket masuk 30 rb untuk wisatawan domestic dan 50 rb untuk wisatawan asing.

Museum Antonio Blanco mempunyai arsitektur bangunan yang indah, dengan desain eropa yang unik membentuk suatu ruangan yang mengagumkan. Ditambah dengan cahaya lampu dan lukisan yang khas membuat ruangan berlantai 2 ini semakin cantik. Banyak sekali spot yang bisa diambil untuk berfoto ria disini. Di tangga yang elegan, di sofa yang anggun, dan di sekitar tiang besar yang kokoh (kyk indiaan yah kalo ditiang, tapi asli euy keren banget). Tapi sayangnya di dalam museum tidak boleh mengambil foto dalam bentuk apapun. Kami mencoba mencari celah agar bisa mengambil foto tetapi dengan begitu banyaknya kamera CCTV dimana-mana mengurungkan niat kami untuk mengambil foto.

Akhirnya setelah menelusuri bangunan, kami tiba di suatu ruangan. Ruangan itu disebut studio, karena di tempat itulah proses pembuatan lukisan berlangsung. Di ruangan tersebut terdapat keluarga dari Antonio Blanco sang maestro lukisan. Masih ada istrinya, anaknya dan cucu-cucunya yang cantik. Nah, di studio ini ternyata diperbolehkan untuk mengambil gambar. Tentunya hal ini gak akan dilewatkan oleh para suhu, terutama mengabadikan berfoto ria dengan para cucu yang bening-bening..huehehe..

*Foto dengan para cucu Antonio Blanco.

*Tuh kan, jadi model lagi..*gak sengaja loh* 😛

Hehehe, lumayan lah walaupun cuaca gak mendukung minimal kami mengetahui salah satu tempat wisata yang ada di ubud. Tapi yang paling penting sih, keluar dari sarang kos tercinta karena bosen juga ngudek-ngudek di kosan mulu. Dan setelah itu, kami lanjutkan untuk wisata kuliner dengan melahap sejumlah duren di renon dan di akhiri makan malam di D’cost. Hmm, maknyooosss… 😉


Ini berawal dari chat antara aku dan riri, riri bilang ada temennya stay di Bali yang hobi fotography lagi hunting cewek berjilbab buat jadi model berjilbab. Tadinya ragu, apakah ini untuk dikomersilkan atau hanya untuk sekedar dokumentasi sebatas hobi (kan kalo buat dikomersilkan musti ngomong sama manajer artisku dulu ini buat assign kontrak, *halah..gayamu nduk bak model beneran aja –kalo pempek model baru iyah, wkikiki).

Setelah kenalan lewat chatting sama ferri dan mengadakan meeting point, akhirnya hari H itu terlaksana juga. Lokasi pemotretan akan dilakukan di Taman Ujung, Tirta Gangga Karang Asem dan lanjut di Mangrove di jalan by pass Ngurah Rai hari sabtu 19 Des 2009.

Dijemput jam 7 pagi dikosan, kami langsung menuju taman ujung dengan om Ferri sebagai pilot dan om Roni sebagai navigatornya alias co-pilot. Diselingi dengan canda tawa para penghuni mobil dan ‘request no hp’ banyolan andalan sang om Wendi, kami menikmati perjalanan menuju karang asem yang ditempuh sekitar 2,5 jam dari denpasar (sempet mampir bentar sih buat sarapan).

Singkat cerita dan setelah para model (caileh) berganti baju, sesi foto memfoto pun dimulai. Berikut ini adalah beberapa foto yang aku ambil dari upload mereka di facebook, hehe.. dan hasilnya wow..diriku tampak kerennnn –narsis sendiri-. Gak dink, itu karena mereka jago take picturenya, secara wajahku butek begini, pas-pasan pulak, dan berpose seadanya..wkekeke 😀

*Foto dari dokumentasi mereka




*Nah, yang ini dari kamera pocketku 😀




Sekilas tentang preview taman ujung dan tirta gangga di karang asem, Bali : *berdasarkan nyontek dari mbah google, huehehe…
1. Taman Soekasada Ujung Karangasem yang lebih dikenal dengan nama di Taman Ujung, terletak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem-sekitar 85 km dari Bandar Udara Ngurah Rai atau 5 km dari Amlapura. Waktu tempuh dari Denpasar sekitar 1 jam 45 menit. Kompleks Taman Ujung ini merupakan kombinasi dari arsitektur Bali dan Eropa. Taman Ujung didirikan tahun 1919 oleh Raja Karangasem terkahir, terletak di Desa Tumbu, yang waktu itu digunakan sebagai tempat perisitirahatan Raja Karangasem. Karena keindahannya Taman Ujung di sebut sebagai “Istana Air”. Konstruksi arsitektur Taman Ujung memiliki kemiripan dengan Taman Air Tirtagangga dan Puri Agung Karangasem.

2. Tirta Gangga, terletak di Kabupaten Karangsem, kurang lebih 25 menit dari pusat kota. Taman Tirta Gangga dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Sebelum taman ini dibangun, di arial taman ini terdapat mata air yang besar, sehingga penduduk di sekitar menyebut tempat ini “embukan” artinya mata air. Mata air ini difungsikan oleh penduduk dari desa sekitarnya untuk mencari air minum dan air suci, oleh karena itu, mata air itu disakralkan oleh penduduk di sekitarnya. Dari mata air inilah Raja Karangasem mendapat ide untuk mendirikan sebuah taman, baik dari segi mata air dan udara yang sejuk cocok untuk dibuat taman.
Taman Tirta Gangga merupakan sebuah taman yang lebih diutamakan untuk tempat permandian karena air yang keluar dari mata air yang sangat jernih dan dingin. Di samping memiliki air yang jernih dan dingin, juga udara yang sejuk menyebabkan Taman Tirta Gangga ini sangat mempersona para wisatawan. Beberapa bangunan dan hiasan sengaja dibuat sesuai dengan spirit dari puri agung Karangasem.

Sayangnya belum puas buat foto-foto di tirta gangga, dikarenakan hujan yang tiba-tiba turun. Tapi aku berjanji dengan tekad bulat didalam hati yang paling dalam, aku akan kembali lagi ke tirta tangga. Yes, I will..

Salam kenal buat om Ferri, om Roni, om Adi , om Ipan, om Wendi, om Taufan, Jeng Lilis.. Seneng banget bisa kenalan sama kalian, bisa nambah temen lagi. Thanks yah buat kalian semua.. 🙂


Waktu kunjungan mas yang kesekian kalinya ke denpasar, kita mencoba menelusuri wisata Mangrove yang berada di Jalan I Gusti Ngurah Rai. Penasaran juga sebenarnya apa itu mangrove, apa kegunaannya, apa tujuan ditanamnya mangrove di pinggir pantai, dan banyak pertanyaan lainnya yang ada di benakku. Setelah mencari tahu ke paman google, beruntunglah aku menemukan penjelasan tentang Mangrove.

“Tanaman mangrove sering ditanam di pantai. Tahukah Anda, apa tujuannya? Apakah Anda juga tahu, kalau mangrove itu tidak selalu bakau?

Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang tumbuh di air payau (tempat pertemuan air tawar dengan air laut). Di dunia ini, ada puluhan jenis mangrove. Khusus di Benua Asia, ada 75 jenis mangrove. Nah, kita boleh bangga karena dari jumlah itu, sebanyak 37 jenis ada di Indonesia.

Jenis mangrove yang paling baik dan paling sering ditemukan ada empat: bakau, api-api, tancang, dan pedada. Mereka tahan terhadap cuaca panas dan mudah berkembang biak.

Mangrove ditanam di wilayah pantai untuk melindungi wilayah tersebut dari abrasi (pengikisan oleh air laut). Akar tunjang tanaman mangrove, yang menancap kuat jauh ke dalam tanah, mampu menahan ganasnya ombak laut.

Fungsi lain tanaman mangrove adalah sebagai penyaring air. Bagian akar tanaman ini (khususnya bakau) yang tumbuh di atas pasir/lumpur mampu menyaring kotoran (sampah, lumpur, bahan kimia) dari air sungai. Maka, air yang mengalir ke laut menjadi bersih. Ikan, udang, kepiting, kerang, dan terumbu karang yang hidup di pantai pun jadi lebih terjamin hidupnya.

PA240025

Nah, Indonesia punya sekitar 10 juta hektar hutan mangrove. Namun, hampir setengahnya berada dalam kondisi rusak. Banyak hutan mangrove yang tidak dipelihara dan penuh sampah. Banyak pula yang dibabat warga sekitar agar tempatnya bisa dijadikan usaha tambak udang.

Demi kebaikan bersama bangsa Indonesia dan lingkungannya, mari kita dukung usaha-usaha untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove. Tentu, setiap orang punya cara masing-masing. Contohnya, ada yang langsung terjun ke lapangan (menanam bibit dan memberi penyuluhan). Ada pula yang mendukung dengan memberi dana kepada pemerintah dan kelompok masyarakat mandiri.” (www.andriewongso.com)

Woww, ternyata kegunaan mangrove besar sekali manfaatnya bagi kehidupan manusia yah. Bayangkan jika gak ada mangrove di pinggir pantai, pasti disekitar pinggir pantai akan terus menerus terjadi abrasi sehingga mengakibatkan daratan akan menyusut sedikit demi sedikit.

Subhanallah, Maha Besar Allah yang telah menciptakan segala sesuatu yang tidak bersifat sia-sia.


Alhamdulillah bisa mudik tahun ini, setelah berikhtiar mencari tiket bali-jakarta-pangkalpinang-jakarta-bali lagi akhirnya DONE, let’s go home…

Mudik kali ini aku pulang sendiri, abangku yang di bekasi dan kakakku yang di lampung gak turut serta pulang. Jadi cuma mik, aku, 2 kakakku yang berkumpul lebaran di kampung halaman Bangka tercinta. Walaupun demikian keramaian dan kekhasan hari raya Idul Fitri gak akan pudar karena kami dikelilingi saudara-saudara lain yang sangat menyayangi dan menyemangati hari-hari kami. 🙂

*Suasana hari raya
P9200196
P9200187
P9200199

Mudik kali ini gak akan dilewatkan tanpa jalan-jalan sekalian mau promosi juga pantai-pantai yang ada di pulau Bangka. Ohya, berhubung ada tamu jauh nih jadinya sekalian deh si ‘tamu’ didaulat menjadi fotographer keluarga yang narsis ini. Wkikiki… Thanks a lot yah mas.. 😀

Pantai yang akan diekplore buat bernarsis ria adalah pantai Parai, Pantai Matras dan Air Anyir. Dengan personil anggota keluarga yang narsis, kami bergaya bak model (walopun jadinya kayak ‘pempek model’ upss, loh kok???). Setelah puas bernarsis di pantai Parai, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Matras dan Air Anyir. Berhubung dipantai Matras ruame banget kami lanjutkan ke pantai Air Anyir. Di pantai ini rencananya kami akan kecipak kecipuk alias nyebur ke pantai. Tapi ternyata eh ternyata, airnya suruuuuuut banget jadinya mengurungkan niat kami untuk berenang ria. Ya sudahlah tak apa, masih banyak yang bisa dilakukan. Dengan menyewa pondokan seharga 25 ribu, kami membongkar pasokan amunisi alias makanan yang kami bawa agar bisa kami santap segera dan pastinya kegiatan bernarsis ria musti kudu wajib dilanjutkan. Hohoho…

*Pantai Parai
P9240241
IMG_2033
IMG_1983

*Pantai Matras
IMG_2052

*Pantai Air Anyir
IMG_2088
IMG_2098
IMG_2108

Hmm, hari-hari terakhir mudik pun tiba. Sudah saatnya menjalani rutinitas kembali untuk mencari sesuap nasi dan segenggam berlian…oalaahhh, tulisan yang terakhir ini cuma sebatas khayalan. Hehe..

Semoga Allah SWT berkenan mempertemukan kita semua dalam Ramadhan tahun depan, Ramadhan yang penuh dengan Rahmat dan Maghfirah-Nya. Dan mempertemukan kita dengan keluarga kita lagi dalam mudik-mudik selanjutnya.

Happy Ied Mubarak 1430 H… Minal Aidin Wal Faidzin… Mohon Maaf Lahir & Batin 🙂


Event ini diselenggarakan bulan agustus kemarin yang berlokasi di pantai Sanur, Bali. Dan berdasarkan informasi yang didapat, event ini hanya diselenggarakan setahun sekali. So, daripada penasaran dan nyesel karena gak mengunjungi event ini, akhirnya aku and temen2 memutuskan untuk melancong ke event itu. Halahh.. 😀

Dengan personil aku, dadang, yoga, angga dan mbak wisnu, kita berlima mengunjungi event Sanur Festival 2009. Hmm, dengan mengalami nyasar sesaat kami akhirnya menemukan juga tempat event berlangsung (padahal diantara kami ada yg lebih lama tinggal di bali, masih juga nyasar ke sanur, hihihi…)

Sesampainya di sanur, langsung mengeluarkan ‘senjata pamungkas’.. taraaaa… dikeluarkanlah ‘sang penggambar sejati’ itu loh si kamera pocket, hehehe… moment ini gak boleh dilewatkan begitu saja. Harus diabadikan sesempurna mungkin, detail per event, dan jelas per pixel di setiap gambarnya. *Halahhhh…gayamu nduk.. 😛

Sanur Festival 2009 ini meliputi berbagai macam event, ada festival layang-layang (layang-layang berbagai bentuk), ada bazaar murah (butik, motor, aksesoris, handicraft khas bali –tapi kayaknya mahal kan nyesuaiin dengan standar bule), ada stand restoran berbagai masakan (tapi harganya muahal jua), ada program yoga seribu orang dan ada stage sebagai tempat pertunjukan live music dan pertunjukan seni lainnya.

*Foto-foto
P8140003
P8140014
P8140034
P8140062
P8140055

Setelah merasa cukup menelusuri event ini, kami memutuskan untuk makan malam karena perut sudah amat sangat keroncongan banget sekali. Lebay yak gw…hehe. Berhubung mendapatkan informasi bahwa makanan yang dijual di bazaar harganya mahal, so kami mencari makan diluar. Dan tujuannya adalah warung seafood yang ada disebelah mc’D di deket perempatan sanur. Huehehe…. Asiikkkk makan kepiting deh 😉

*Foto makan
P8140074


Alhamdulillah… keinginan jalan-jalan ke lombok tercapai juga. Kebetulan mas lagi bisa cuti beberapa hari setelah meeting di bali, so daripada bingung ngapain di bali akhirnya memutuskan untuk nyebrang ke mataram (dengan berbekal peta mataram yang sudah dibeli dr toko buku) hehe..

And our journey begun from here…
Dengan menggunakan motor maticku, kami menuju ke pelabuhan padang bai. Perjalanan dari denpasar ke padang bai memakan waktu sekitar 50 menit – 75 menit, tergantung kecepatan motor dan sepi ramainya lalu lintasnya jalan. Tapi untungnya jalan ke padang bai bagus dan mulus terus lurus juga, jadinya tinggal lempeng aja deh. Sesampainya di padang bai langsung membeli tiket kapal ferry untuk menyebrang, harga tiketnya Rp 86.000,- untuk satu kendaraan motor harga tersebut sudah include penumpang 2 orang. Dan kebetulan juga tidak perlu menunggu lama untuk berangkat, karena setengah jam kemudian kapal ferry sudah melaju perlahan menuju pelabuhan Lembar, Mataram.

Setelah sekitar 5 jam terombang-ambing di lautan, akhirnya sampai juga di pelabuhan Lembar, Mataram. Setelah berdiskusi akhirnya perjalanan dilanjutkan menuju ke pelabuhan bangsal. Pelabuhan bangsal adalah pelabuhan yang menghubungkan transportasi kapal motor ke 3 Gili yang ada di sekitar pulau Lombok. Gili adalah Pulau, dan pulau yang paling ramai adalah Gili Trawangan.

Ohya, perjalanan dari pelabuhan lembar menuju pelabuhan bangsal memakan waktu sekitar 2 jam-an. Dengan menyusuri pantai senggigi, pantai mangsit, dan pinggir tebing akhirnya sampai juga di pelabuhan bangsal. Di pelabuhan bangsal tersedia penitipan motor dengan harga Rp 5.000,- per hari. Kenapa harus dititipkan? karena di gili tidak boleh ada kendaraan bermotor atau bermesin (hmm, bebas polusi bgt dah..). Transportasi yang digunakan di gili adalah sepeda dan cidomo. Cidomo adalah sejenis delman yang ditarik dengan menggunakan tenaga kuda. Harga tiket kapal motor menuju gili trawangan sebesar Rp 10.000,- per orang. Kapal motor yang digunakan adalah public boat dimana kapasitasnya sekitar 20 orang beserta bahan makanan pokok yang di bawa dari lombok untuk dijadikan sumber kebutuhan di gili. Setalah public boat penuh, perjalanan dilanjutkan dengan menyebrang selama 45 menit ke gili trawangan.

Sesampainya di Gili trawangan, kami langsung mencari homestay. Setelah mencari homestay yang cocok (harganya), tujuan selanjutnya langsung mencoba bersnorkling ria di sekitar pinggir pantai gili. Subhanallah pemandangan alam yang disajikan sungguh memanjakan mata. Bak lukisan nyata yang indah Allah SWT menunjukkan kekuasaanNya.

Ohya, untuk peralatan snorkling kita dapat menyewa dengan rate sekitar RP 65-75 ribu (google, fin dan life jacket).

*Foto Pemandangan di 3 Gili
P7280182
P7280172
P7290223
P7290252

Setelah puas bersnorkling di sekitar gili trawangan, keesokan harinya kami mencoba ikut tour 3 gili dengan harga Rp 90.000,- per orang. Perjalanan tour ini dimulai dari berekplorasi terumbu karang dengan bersnorkling di gili trawangan dahulu, kemudian gili meno (disini katanya ada penyu raksasa, tapi aku gak nemu..hiks), terus terakhir dilanjutkan di gili air (disini terumbu karangnya keren banget).

Puas menjelajahi gili-gili, kami memutuskan kembali ke mataram. Setelah mengambil motor di penitipan motor, perjalanan menjelajahi lombok pun dimulai lagi. Tetapi karena keterbatasan waktu akhirnya hanya bisa mengeksplore pantai kuta dan pantai tanjung Aan. Dan selanjutnya kembali lagi ke denpasar tercinta.

* Foto Pantai Kuta, Lombok
P7300291
P7300296

* Foto Pantai Tanjung Aan
P7310314
P7310318

Subhanallah…tak henti-hentinya mulutku bertasbih memuja kebesaran ciptaanNya. Keren bangetssss!!!! Terima Kasih Ya Allah, Engkau telah memberikan kesempatan untuk melihat keagungan yang Kau Ciptakan… 🙂


** Lombok… i’ll be back, huehehe…(belum puassss..pengen eksplore pantai2nya lagi..hiks…)


Huehehe… mumpung di jengukin lagi sama doi, kali ini kita mencoba wisata adventure buat mengisi liburan ini. Dan pilihan jatuh kepada rafting di sungai ayung yang terletak di daerah ubud sekitar 1 jam dari denpasar. Lokasi ini cocok untuk pemula alias yang baru pertama kali rafting (nah, buat aku cucok.. secara baru pertama kali, hehehe). Untuk rafting ini kami mengambil paket tour dengan harga Rp 225.000 per orang dengan durasi rafting sekitar 2 jam, paket sudah termasuk minuman selamat datang, perlengkapan rafting, hidangan makan siang, handuk, dan antar jemput.

Tiba saatnya dijemput setelah drivernya sekian lama muter-muter nyari alamatnya, akhirnya datang juga. Ternyata kami kloter terakhir yang dijemput, di mobil sudah ada 2 couple duluan. jadi total tim yang akan rafting adalah 6 orang. So, langsung berangkat menuju TKP dehh….
Nyampe disana, kami di persilahkan ganti baju dan memakai perlengkapan rafting. Dan ternyata untuk menuju ke sungai kami harus menuruni bukit sekitar 2 KM dengan tangga tanah yang berundak-undak. Jadilah kami membelah hutan rimba, menerjang bukit dan menyibak belantara..(halah, lebay yakk..) wkikiki… pastinya untuk mengisi kekosongan waktu sambil menuruni tangga tak lupa untuk mengabadaikan perjalanan menuju sungai dengan berfoto ria. Saking sibuk foto-foto kadang kami tertinggal oleh tim kami.. 😉

Hufhh, nyampe juga di sungai. Sesampainya di sungai kami diberi instruksi cara menggunakan dayung & aba-aba panduan dari sang guide dalam berbagai rintangan nantinya. Setelah diberi pengarahan, kami bersiap untuk memulai petualangan kami.. Dan inilah rintangan awal, saat memulai dari starting point kami langsung di hadapkan dengan arus sungai yang deras serta undakan batu sungai yang cukup menghujam, wouw… seketika tubuh kami melayang sedikit ke udara. hihihi…seru banget.

Dalam perjalanan ini, kami akan melewati 2 pemberhentian, sekitar 30 menit dari starting point ada pemberhentian I, adalah tempat batu besar dimana di dinding batu tersebut terdapat relief cerita ramayana yang di ukir oleh para seniman bali. Keren banget, gak kebayang berapa lama mereka menyelesaikan relief tersebut. Ohya, di pemberhentian ini kita juga bisa berenang karena arus sungainya tidak terlalu deras disini. Tapi jangan coba-coba jika sudah lewat dari tempat ini maka arus sungai kembali deras. Disini kami berhenti sekitar 15-20 menit. Dan lanjut sekitar 20 menit dari pemberhentian I ada point pemberhentian II, Air terjun yang tingginya sekitar 15-20 meter, disini kita bisa menikmati massage alami yang berasal dari curahan air terjun tersebut. Di sepanjang perjalanan kami di anugerahi pemandangan yang indah, dinding bukit yang menjulang tinggi, resort hotel untuk wisata, lahan pertanian para warga desa yang tertata rapi, dan burung biru yang sangat indah menghiasi pesona mata kami dalam hijaunya hutan. Dan yang pasti rintangan-rintangan dari batu-batu sungai dan arus yang deras membuat adrenalin kami sedikit terangkat.

P5300230
* di starting point

P5300233
* Pemberhentian I, reliefnya gak keliatan yah? hehe

P5300243
* background relief ramayana

P5300259
* Pemberhentian II, Air Terjun

P5300274
* Our Team, kayaknya agak overload yah.. yang naik 7 orang bo’ plus guidenya, hihihi

Hmm, akhirnya tiba di ending point. Dan untuk kembali ke atas kami harus mendaki bukit sekitar 5 KM, huwaaa… jauh banget, tapi untungnya jalanan bukitnya sudah berupa tangga sehingga memudahkan untuk mendakinya. Tapi kan tetep aja bikin dengkul gempor bo’, hehehe… dasar yah, makanya olahraga bu…
Sesampainya di tempat istirahat kami segera membersihkan diri dan ganti baju, karena perut sudah berteriak-teriak minta di isi. Sambil menikmati hidangan, kami disuguhi DVD yang berisi perjalanan rafting kami tadi yang direkam oleh kru dari perusahaan travel yang kami gunakan untuk rafting ini. Hihihi, videonya lucu juga, tapi sayangnya harga yang ditawarkan mahal banget sekitar Rp 350.000 untuk DVD. Hmm..

Subhanallah, Allah menciptakan alam yang indah dan asri, semoga manusia bisa selalu menjaga & merawat titipan Allah ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan berguna demi kelangsungan generasi mendatang. Semoga wisata kami kali ini bisa jadi referensi buat yang mau mencoba rafting, khususnya bagi pemula. Di jamin seru abiesss…. 🙂


Valentine kemarin, 14 February 2009 tidak ada yang special karena memang aku tidak termasuk orang merayakan hari kasih sayang itu. Tapi….me & friends sudah punya rencana, berhubung tgl 14 itu hari sabtu dan kebetulan aku libur shift (walopun malemnya musti masuk juga, hiks..) kami berniat akan melakukan beberapa petualangan hari itu, yakni bermain paintball & bereksplorasi wahana di waterboom, Kuta. Acara ini terselenggara di karenakan adanya family gathering temen-temen telkomsel, jadi yang diluar telkomsel ikutan nebeng, wkikiki….

Perjalanan menuju tempat paintball sekitar 45 menit dari denpasar, paintball ini terletak di ujung selatan Kuta sekitar 2 Km dari GWK (Garuda Wisnu Kencana). Sesampainya disana kami langsung mendaftarkan diri, kami berjumlah 10 orang harga satu orang adalah Rp 350.000. Lama permainan sekitar satu jam, dengan permainan briefing sekitar 15 menit dan sisa waktunya permainan pertarungan yang dilakukan di 2 lapangan yang berbeda. Setelah mendaftarkan diri kami di berikan baju khusus semacam baju tentara, kayak army-armyan gituh :D. Berhubung aku sendiri yang paling cantik alias cewek sendiri, aku di beri tambahan pelindung dada yang disebut body protector. Buat jaga-jaga kalo ada suatu accident yang tidak diinginkan, huehehehe…

Selesai berganti pakaian, kami di beri pengarahan terlebih dahulu dari para instruktur. Bagaimana cara memakai goggle, memegang senjata, menarik pelatuk, membidik lawan – bukan kawan yah.., dan pastinya cara menembak musuh. Setelah itu menentukan kelompok, ada kelompok merah dan kuning. Karena aku wanita, maka aku diikutsertakan di kelompok merah, gak tau alasannya kenapa. Mungkin karena ‘merah itu darah jenderal’, halah…gak nyambung.com.

Oops, ini yang paling penting…

*Foto-foto di paint ball
cimg1131
cimg1197
cimg1173
cimg1168
cimg1221

Selesai bermain, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke waterboom. Finally, kami memutuskan makan siang di KFC. Eh, disana ketemu sama Ivan Gunawan, manfaatin ah buat foto bareng. Buset, doi gede banget ternyata…hehehe…

*Foto bareng Ivan Gunawan
cimg1224

Kenyang makan di KFC, perjalanan dilanjutkan menuju waterboom yang terdapat di Kuta. Sampai disana langsung mendaftarkan diri, untungnya karena kami membawa atribut Telkomsel, kami mendapat diskon dari harga Rp 160.000 kami cukup membayar Rp 128.000. Lumayan, ngirit… thanks to azis karena udah bawa ID cardnya. Hihihi…

Selesai ganti baju, kami langsung mencoba semua wahana. Dari wahana yang paling tinggi sampai yang terpendek, dari yang paling memacu adrenalin sampai yang santai mengelilingi area waterboom di atas kolam berarus tenang.

Sayangnya, kami tidak sempat mengabadikan foto-foto pada saat melakukan wahana tersebut. Mustinya dadang & yoga nih yang bisa mengambil gambar, secara mereka hanya berani mencoba wahana yang biasa saja alias tidak memacu adrenalin. Ck..ck..ck…dasar cowok-cowok penakut masa kalah sama cewek.. 😛

Tapi gak apa-apa, kami tetep punya kesempatan untuk berfoto ria walau cuma di kolam renang.

• Foto di waterboom
cimg1227
cimg1234

Capek berenang, kami memutuskan makan malam ditempat yang tenang, dinner romantis ceritanya. Akhirnya dipilihlah di restoran SEGARA yang terdapat didiscovery mall, Kuta. Letak restoran yang berada dipinggir pantai memang menjual view pantai kuta dengan matahari terbenamnya. Kalau soal harga makanannya, wiuh jangan ditanya, muahal banget. Setelah menimbang dan memutuskan harga yang sesuai dengan kantong kami, kami semua memilih menu yang sama yaitu Nasi Goreng Seafood (itu yg paling murah, hihihi…). Sayangnya lagi, karena sudah kecapean, kami lupa mengabadikan indahnya sunset hari itu.

Dan perjalanan hari itu berakhir dengan shift malem di kantor, huwaaa…padahal cape & pengen tidur…zzzzzz

* Thanks to Mas Surya, Mas Andre, Angga, Mony, Mas Chandra, Azis, Dadang, Yoga, dan Pak Budi… 🙂


– Bali Marine Park

Hari kedua, masih dalam rangka jalan-jalan bareng si mas. Tujuan pertama adalah Bali Marine Park, Taman Safarinya Bali. Bali Marine Park ini berada di daerah Gianyar sekitar 30-45 menit dari denpasar. Nyampe sana langsung beli tiket masuk. Tiket masuknya 75 rb per orang, itu termasuk buat nonton pertunjukan Hanoman Show yang mulai pukul 4 sore. Kalau mau coba ‘elephant riding’ atau jalan-jalan naik gajah musti bayar lagi US$ 59 alias 500.000-an..hiihh..mahal banget. Kami mutusin ke taman safari ajah…

Di taman safari ini terdapat koleksi hewan-hewan dari berbagai daerah dan Negara lain. Hmm…tapi sayang kurang lengkap, binatangnya sedikit banget gak kayak di taman safari, daerah puncak di bogor.

*Foto di Bali Marine Park.
img_9848
img_9858
img_9892
img_9884
img_9877
img_9894
img_9918

Berhubung perut udah keroncongan memanggil buat di isi, kami putuskan menyudahi petualangan di Bali Marine Park ini. Tadinya pengen lihat hanoman show tapi kelamaan kalo musti nunggu jam 4. Kan masih ada tujuan yang harus disinggahi lagi…hehehe…

– Tanah Lot

Lanjuuuuttt… ke Tanah Lot. tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Berdasarkan peta yang ada di tangan, akhirnya kami sampai juga di Tanah Lot. Biaya masuknya cuma Rp 10.000 per orang. Ada 2 bagian yang menarik di tempat wisata ini, pertama ada pura yang terpisah dengan tebing yang lebih dikenal dengan pura tanah lot, yang kedua adalah pura tebing karang bolong yang mempunyai lubang di tengah karang.

Subhanallah…. ciptaan Allah SWT, kedua tebing ini eksotis banget. Apalagi kalo foto disitu…huehehehe…that’s the point…:D

*Foto Karang Bolong
img_9933
img_9946

*Foto Pura Tanah Lot
img_9939
img_9972
img_0014-2

Nah, disini juga rencananya mau liat sunset. Udah seneng tuh matahari udah menampakkan cahayanya di laut. Memang sih masih sekitar 2 jengkal menuju terbenam, tapi setidaknya menunjukkan tanda-tanda bakal sukses lihat sunset disini.

Eh, gak berapa lama hampir sejengkal menuju terbenam ternyata awan mendung menyelimuti sang matahari lagi. Yahh…gagal lagi deh liat sunset, sedikit kecewa sih tapi gak apa-apa semuanya terbayarkan dengan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Agung ini.


– GWK (Garuda Wisnu Kencana)

Hari pertama, kebetulan lagi ada yang bisa weekend di Bali dan ada yang dapat jadwal libur panjang, so manfaatin waktu buat menjelajahi Bali lageee…huehehehe. Tujuan pertama adalah GWK (Garuda Wisnu Kencana), Patung Garuda Wisnu Kencana ini berlokasi di Bukit Unggasan – Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Ohya, katanya patung ini akan dibangun sepanjang 20 Km dengan jarak pandang dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Wow, gede banget yah.. Patung ini didirikan sebagai simbol misi perlindungan sesuai dengan design gambarnya yaitu Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung Garuda. Patung ini terbuat dari tembaga dan baja. Itu sekilas tentang proyek pembangunan patung ini.

Jam 9 berangkat, sambil pegang peta Bali di tangan (sebagai modal jalan2) aku & mas menyusuri jalanan sesuai peta untuk sampai di GWK. Akhirnya sekitar jam 09.35 nyampe juga di GWK. Masih sepiii.. kepagian kali yah. Gak papalah, lumayan bisa bernarsis ria dengan berbagai pose.. 😀

Tiket masuk ke GWK sebesar 20 rb per orang, untuk parkir bebas gak dipungut biaya lagi. Karena kalo udah masuk ke kawasan GWK, disediakan parkir khusus. Tiket ini sudah termasuk untuk menyaksikan performance Tari Kecak yang baru dimulai jam 18.30 sore nanti. Weits, malem amat yah masa mau ampe malem disini..

Hmm..singkat kata singkat cerita session foto-foto pun di mulai…hehehe…

*Foto di Patung Garuda
img_9565
img_9557

Keren deh, proyek GWK ini berada di antara tebing-tebing yang dibuat dari bukit-bukit tinggi yang ada disini. Teksturnya asimetris dengan patung Garuda yang ada di ujung tebing.

*Foto di Antara Tebing
img_9590

Ini foto Dewa Wisnu, sayang tangannya belum jadi..

*Foto di patung dewa wisnu.

img_96401

Udah semakin siang, perut juga semakin keroncongan. Akhirnya setelah puas foto-foto, kami melanjutkan lagi jalan-jalan hari ini. Maksi dulu tentunyaa…*daripada pingsan..wkekeke…

– DreamLand

Penasaran yang namanya pantai dreamland itu gimana akhirnya memutuskan kesana untuk tujuan berikutnya. Keluar dari GWK, belok kiri dan jalan terus sampai menemukan plang Dreamland. Ohya, dreamland ini berada di dalam kawasan komplek Pecatu Indah. Untuk sampai ke pantainya musti menyusuri jalanan komplek yang berkelok-kelok sambil melewati padang golf yang berada di dalam kawasan itu juga.

Pas nyampe pantai, kami hanya membayar 5000rb buat parkir. Pantai Dreamland mempunyai ombak yang lumayan gede. Pantai ini memang menjual view ombak gedenya dan laut birunya, tapi sayang laut birunya gak jernih banyak kotoran pasir hitamnya sehingga merusak keindahan lekukan ombak yang bergelombang. Terus banyak sampah2 juga di sepanjang pesisir pantainya. Ihh…jorok.. Tapi lumayan banyak wisatawan asing yang berjemur disini. Foto- foto lagi ahh…*teutep…

*Foto2 di dreamland
img_9722
img_9699
img_9754

– Padang-Padang

Sebenernya tujuan akhir adalah pura uluwatu, tapi berhubung di sepanjang jalan menuju kesana banyak tempat yang indah lagi, yah jadinya mampir lagi deh. Setelah dreamland, ada pantai padang-padang, tempat ini lumayan jauh dari dreamland musti masuk ke jalan-jalan kecil. Dari dreamland lurus terus aja ke arah barat sampai menemukan pertigaan, kalo lurus ke uluwatu kalo belok ke arah pantai lagi. Kami memutuskan buat belok, pertama nyari pantai padang-padang, patokannya jembatan. Hm..nyampe juga..

Pantainya kecil, ombaknya lumayan tenang. Viewnya lumayan bagus, menurutku lebih tenang disini daripada di dreamland, turisnya juga lebih sedikit. Tapi ya itu, banyak turis yang agak-agak vulgar disini. Gak usah diceritain kali yah…:D

*Foto2 di padang-padang
img_9741
img_9745

– Suluban

Ohya, disebelah pantai padang-padang ada lagi sebuah pantai, namanya pantai Suluban. Pantai ini juga lumayan bagus, batu karangnya gede-gede. Si mas nyempetin sholat disini, karena belum sholat zuhur. Hehehe…

* Foto di Suluban
img_9774
img_9781

Di Suluban ini, mas sempet foto para surfer yang lagi surfing. Wuih keren bgt…

*Foto para surfer
img_9784

– Pura Uluwatu.

Selesai di pantai, kami melanjutkan lagi perjalanan. Tujuan akhir adalah Pura Uluwatu, buat lihat sunset disana. Pura Uluwatu terletak di ujung barat daerah uluwatu, didalam kawasan pura ini hidup monyet-monyet yang berada di alam bebas alias gak di kurung. So musti hati-hati bagi yang memakai topi, anting-anting, dan benda-benda yang bisa menarik perhatian sang monyet, bisa-bisa langsung di jambret. Biaya masuknya cuma 3000 per orang (murah yah..). Sebelum masuk area pura kami di beri kain panjang untuk diikatkan dipinggang. Dan bagi yang memakai celana pendek diberi kain juga yang dililitkan dipinggang. Mungkin untuk menghormati pura kali yah… ato gak buat menghindari cakaran monyet-monyet yang di ada di dalam sana. Monyetnya tau kali yah sama yang seksi-seksi…wkikiki…

*Foto2 di Pura Uluwatu.
img_9840
img_9838
img_9820

Jalan-jalan hari pertama selesai, sayangnya gak dapet sunset di uluwatu karena cuacanya lagi mendung tapi gak apa-apa karena udah puas foto-foto. Ups, tapi kyknya satu memori card kamera mas fotonya banyakan aku semua.. hihihi.. ada untungnya juga punya pasangan yang suka fotografi bisa nampang terus deh di kamera…*narsis banget yak…